Masyarakat Suku Dani di Wamena memiliki cara tersendiri mengungkapkan kesedihan ketika salah satu anggota keluarganya meninggal, tidak hanya dengan bersedih atau menangis, Biasanya mereka akan melumuri dirinya dengan Lumpur untuk jangka waktu tertentu, dan yang membuat Budaya Masyarakat di Wamena beda dengan budaya daerah lain di Indonesia adalah dengan memotong salah satu jari mereka.
mungkin hampir mirip dengan Kelompok Organisasi Mafia di Jepang (Yakuza), di mana salah satu anggota dari mereka akan di potong jarinya jika misi yang mereka jalankan itu gagal, dan potong jari adalah salah satu ungkapan bentuk penyesalan anggota tersebut. Namun beda ungkapan yang dilakukan Oleh masyarakat di Wamena tradisi potong jari sudah ada sejak leluhur mereka, dimana pemotongan jari di lakukan apabila salah satu kerabat atau keluarga mereka seperti Ayah, ibu, anak, kakak, atau adik yang meninggal dunia.
Tradisi Potong jari ini melambangkan kesedihan bila kehilangan salah satu anggota keluarga yang disayangi, dengan memotong salah satu jari mereka itu adalah betuk ungkapan kesedihan mereka, kepedihan mereka. Bagi masyarakat pengunungan tengah, Keluarga memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari - hari. Pada hal ini khususnya Masyarakat Wamena kebersamaan dalam keluarga memiliki nilai - nilai tersendiri dalam kehidupan
Pada umumnya pemotongan jari ini dilakukan oleh kaum Ibu, namun ada juga pemotongan jari ini dilakukan oleh anggota keluarga dari pihak laki - laki. Pemotongan jari tersebut menurut kepercayaan Masyarakat disana sebagai upaya untuk mencegah kejadian yang telah merenggut nyawa salah satu keluarga yang sedang berduka.
Pemotongan jari dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang memotong jari dengan menggunakan alat tajam, namun ada juga yang menggunakan cara dengan mengikat jari dengan seutas tali dan dalam waktu lamanya sehingga jaringan yang ada dalam anggota tubuh (Jari) menjadi mati kemudian di potong.
Namun Seiring perkembangan zaman, dan masuknya pengaruh ilmu Agama, Budaya potong jari kini perlahan mulai di tinggalkan, dan sekarang jarang ditemui, yang saat ini dapat di Jumpai adalah mereka yang pernah melakukan sebelumnya "Tempo Dulu" sebelum pengaruh Agama yang masuk ke dalam Lingkungan Masyarakat setempat
Sumber Foto : Detik.Images