Gedung ini Rekrut 70% Karyawan Asli Papua

Walau Papua sering di terpa berita soal terror, kekerasan dan Isu Papua Merdeka yang menghiasi media lokal, maupun Nasional, ternyata tidak menyulutkan para Pengusaha untuk berbisnis dan membuka Lapangan Kerja di Papua, khususnya di Ibu Kota Provinsi yaitu Jayapura, berkata soal Jayapura saya lebih senang menyebutnya "Port Numbay", karena mungkin saya yang lahir di Jayapura, bekerja dan memperoleh rejeki di Jayapura sampai hingga saat ini, dan saya juga belum pernah keluar Daerah Papua sekalipun, padahal sudah di ajak Pulang oleh beberpa kerabat saya ke Sulawesi Selatan, di tambah lagi Ibu saya yang berada di Papua sejak tahun 1968, semakin menguatkan Saya untuk tetap tinggal di Papua,  dan saya tetap menampik ajakan kerabat saya itu, Jujur Hati dan Jiwa saya sudah menyatu dengan Papua. Dengan Keindahan Alamnya, Pantainya yang Eksotik, Hutannya Yang Liar, namun sangat di sayangkan dimana masih saja ada Oknum – Oknum yang merusaknya. Itulah sedikit cerita dari saya alasan mengapa saya lebih suka menyebut Port Numbay.

Walau dalam sebulan terakhir ini, Jayapura sering di terpa kabar terror dan kekerasan, namun dengan hadirnya bangunan megah yang berdiri tepat di Jl. Samratulangi itu, dimana bengunan itu pun akan memiliki Nilai tersediri karena tepat berada di depan Tugu Pepera, yang memiliki Nilai Historisnya tersendiri, bisa menjadi daya tarik warga dan wisatawan serta untuk melupakan terror yang terjadi di Jayapura dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa dan meyakinkan kalau Jayapura itu Aman.

Sebelumnya sudah ada beberapa bangunan megah di Jayapura, Yaitu Aston Hotel yang terdiri dari 12 Lantai, Swiss Bell Hotel (8), Mall Abepura (5), dan kini Hadir lagi bangunan megah yang tidak lama lagi akan mulai operasi. Sebenarnya sih tidak terlalu megah, tapi untuk ukuran Papua, sudah baik untuk di katakan Bagunan Megah. Bangunan megah itu di beri nama MALL JAYAPURA, luasnya tidak saya ketahui, namun cukup luas, sekitar 6 atau 7 lantai menurut pandangan saya, bangunan Mall yang di perkirakan selesai pada Tahun 2014, sejak mulai di kerjakan pada 2010 itu, ternyata akan rangkum akhir 2012 atau awal 2013, lebih cepat dari yang di perkirakan, Pada bangunan megah itu, yang sudah terdaftar untuk ikut membuka outletnya adalah Matahari, Hypermart dan beberapa Pusat – Pusat perbelanjaan yang sudah ada di kota – kota besar lainnya.

Tepat 5 Juli 2012, Hypermart sudah memulai Operasi di mana Pembukaan Perdana di resmikan oleh Bpk Walikota Jayapura Benhur Tomy Mano, padahal konstruksi pembangunan Belum rangkum 100%, timbul sedikit kekhawitaran saya bangunan itu akan roboh, namun kata teman  saya  putra daerah yang di terima kerja di situ mengatakan tidak mungkin roboh, karena perancang sudah berpikir matang - matang, ketika mengambil keputusan untuk membuka Mall itu, walau konstruksi bangunan baru sekitar 85% rangkum, dan kabar yang ku dengar dari sahabat saya yang juga tetangga saya dan kebetulan tempat tinggal kami cukup dekat dengan mall baru itu, bahwa dari banyaknya yang melamar kerja pada Hypermart, Quota yang di berikan adalah 70% Putra – Putri Asli Papua dan 30% Non Papua. menurut saya ini adalah sebuah kemajuan sangat baik di mana Pengusaha ingin Ber Investasi di Papua dengan memberikan kesemapatan kepada Putra – Putri Asli Daerah untuk bekerja dan putra - putri asli papua pun sangat Antusias untuk bekerja di situ.

Semoga dengan hadirnya Investor – Investor dari luar yang ingin berinvestor di Papua, mengedepankan Hak – Hak Putra – Putri Papua agar kecemburuan social dapat di pangkas semaksimal mungkin, walau dampak dari perekrutan karyawan asli daerah itu belum sepenuhnya memangkas kecemburuan dan kesejahteraan sosial namun itu sudah sangat membantu, mengurangi angka pengangguran yang ada di Jayapura terutama yang dirasakan putra – putri Papua, walau sedikit saja namun mengutip pepatah yang sudah umum di sebutkan yaitu "Sedikit demi sedikit kan menjadi bukit" semoga bisa menjadi bukti kalau Putra-Putri Asli Papua itu juga sudah selayaknya bekerja di tempat yang megah dan ini juga bisa menjadi contoh bagi pengusaha – pengusaha yang berniat Membuka lapangan kerja agar tidak perlu khawatir untuk mempekerjakan Putra – Putri Asli Daerah dan tentang Imej yang sudah melekat bahwa warga Papua itu malas akan terbantahkan bila Pemda Papua yang bekerja sama dengan para investor, terus melakukan kebijakan - kebijakan untuk mengedepankan hak - hak warga asli papua.( http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/07/06/bangunan-megah-ini-merekrut-70-putra-putri-asli-papua/ )


Salam Anak Papua yang Rindu Kedamaian.