Setiap orang dalam kehidupan ini, tentulah mendapabkan yang namanya kebahagian, baik di dunia terlebih lagi di akhirat, dan demi kebahagian yang mereka ingin dapatkan, ada sebahagian dari mereka bersusah payah dengan mengerahkan seluruh kemampuanya untuk mencapai Kebahagian. Dan ironinya di zaman yang sekarang ini, yang sudah serba canggih ini, sebagian dari yang lain menempuh jalan dengan cara menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dan merasakan kebahagiaan.
Banyak yang menafsirkan bahwa kebahagian itu adalah hidup mewah, berlimpah harta, jabatan tinggi dan dapat memenuhi apa yang dia inginkan, sehingga tafsiran seperti ini lah yang mengakibatkan banyak dari sebagain di antara mereka menggunakan jalan Haram untuk mencapai kebahagiannya padahal sebenarnya ini bukanlah barometer kebahagian.
Kebahagiaan tidak akan mungkin tercapai dengan cara yang buruk. Sesuatu yang baiklah yang akan menghasilkan suatu kebahagiaan. Sebenarnya Kebahagiaan itu adalah selalu merasa senang,dan tidak merasa susah. Ia mampu menjadikan sebuah masalah sebagai rintangan yang harus dihadapi,bukan sebagai kesulitan yang tidak bisa dihindari. Orang yang bahagia, bukanlah orang yang tidak punya masalah, tapi orang yang bahagia adalah orang yang menganggap masalah,bukanlah suatu masalah,melainkan sebagai cambuk agar ia bisa melangkah lebih jauh.
Olehnya itu seorang alim ulama,pernah berkata dalam kitab “nasha’ihul ibad” bahwa tanda kebahagiaan seseorang ada tiga yaitu :
- Pertama orang yang mempunyai ketulusan/keikhlasan hati.
- Kedua meraka yang sabar.
- Ketiga dan mereka yang, mensyukuri apa yang di raihnya.